Jumat, 01 Maret 2013

TEMPE


TERRIFIC TEMPE



Meski sering mendapatkan label  sebagai makanan rakyat yang murah meriah, tempe sesungguhnya makanan sehat, bahkan digolongkan kedalam functional food- makanan yang berfungsi sebagai obat, yang banyak dikagumi bangsa lain.
Jepang tercatat sebagai bangsa yang serius mengembangkan tempa, bahkan mematenkan olahan burger tempe yang sudah tentu teknik pembuatan tempenya diintip dari kita. Jepang mulai bersemangat menggarap tempe saat terjadi wabah diare akibat E.coli 0-175 yang memakan korban jiwa anak- anak pada tahun 1996.
Keseriusan jepang terlihat dalam The Book Of Tempeh, tulisan William Surtleft da Akiko Aoujaga yang lengkap mgupas pembuatan dan manfaat tempe dengan latar belakang budaya Indonesia, terutama Jawa (Kompas, GM Sudharta).
Sementara Jerman sudah mengembangkan tempe generasi 3, yaitu tempe diolah menjadi isolaso Suproksida desmutase untuk mencegah penuaan dini dan degeneratif lainnya.




SEJARAH TEMPE
Penyebaran kedelai secara meluas di jawa dimulai pada abad ke- 19.
Tempe merupakan makanan asli Jawa yang berkembang pada sbsd ke- 19 untuk mengatasi kenaikan jumlah penduduk yang amat tinggi, sementara wilayah hutan semakin kecil. Sementara pada saat itu model tanampaksa menyebabkan orang tidak bisa berburu, berternak, maupun memancing, sehingga makan orang Jawa sedikit mengandung daging. Kondisi ini memacu munculnya tempe yang tidak lepas dengan produksi tahu di Jawa. Penemuan temoe sebenarnya diperolah secara kebetulan.
Catatan tertua tentang tempe dimuat dalam Encyclopaedia van Nederlandsch Indie, 1922 yang mencatat tempe sebagai “ kue yang terbuat dari kacang kedelai melalui proses peragian dan merupakan makanan kerakyatan (volk’s voedsel)”.
Sumber kompas 1 januari 2000. Tempe, Sumbangan Jawa Untuk Dunia.Oleh Dr. Onghokham.
Protein nabati ini memiliki banyak kelebihan dibanding sumber protein lainnya. Kajian asosiasi tempe di Jepang menyatakn kandungan gizi tempe tak kalah dari daging sapi.
·         Tinggi serat , yang dibutuhkan untuk kesehatan saluran pencernaan
·         Mudah dicerna, karena proses fremantasi tempe membuat kedelai lebih lembut karena enzim yang dihasilkan ragi telah mencerna nutrisi dalam kedelai.
·         Baik untuk pola makan rendah garam, aman dikonsumsi orang yang harus mengurangi garam.
·         Mengandung antibiotika alami, yang diproduksimoleh jamur Rhizopus yang dapat melawan sejumlah organisme merugikan, dan menghindari disenti jika dikonsumsi setiap hari.
·         Ramah bagi diabetes, karena protein dan serat dalam tempe dapat mencegah kenaikan gula darah dan menjaga kadar gula darah tetap tekontrol.
·         Genestein fitoestrogen dalam tempe dapat mencegah kanker prostatdan payudara (penelitian Universitas North Calorina, AS).
·         Memiliki kandungan vitamin B12 yang biasanya terdapat pada sumber pangan hewani.
Penelitian tempe masih dikembangkan di Indonesia meskipun jauh dibanding negara lain. Kita dapat menikmati jus tempe yang dihasilkan LIPI, ataupun tempe kaleng yang dikembangkan BPPT.

Nahhh... terbuktikan TEMPE merupakan makanan merakyat tetapi  bukan makanan murahan... :)









source : Respect Magz

Tidak ada komentar: